PEMBARUAN.ID – Gerakan tanam kedelai di Umbul Solo, Banjarmasin, Bulok, Tanggamus, Jumat (02/05/2023) dihadiri Rektor Unila dan jajaran.
Ya, Prof. Dr. Ir Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Dr.Eng. Suripto Dwi Yuwono, MT. Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si serta Sekretaris LPPM Suparman Arif, S.Pd., M.Pd.
Kehadiran tokoh pendidikan tersebut, sebagai bentuk support kegiatan Gerakan Tanam Kedelai yang juga dihadiri Mentan RI Syahrul Yasin Limpo dan sejumlah tokoh nasional itu.
Dalam kesempatan itu, Rektor Unila ikut tanam kedelai bersama Syahrul Yasin Limpo, Zulkifli Hasan, Gubernur Lampung Ir. H. Arinal Djunaidi, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi., Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani, S.E., M.M. serta Stakeholder yang turut diundang.
Menurut Mentan Syahrul Yasin Limpo, tanam kedelai di Kabupaten Tanggamus sebagai upaya bersama mengakhiri ketergantungan impor kedelai. Sebab, kata dia, ketergantungan terhadap impor kedelai tidak boleh terjadi terus-menerus.
Di tempat yang sama, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, menyambut baik diadakannya Gerakan Tanam Kedelai kegiatan pengembangan Kawasan kedelai di Gapoktan Umbul solo itu.
Ia berharap hal itu menjadi langkah untuk mencapai target peningkatan produksi kedelai di Provinsi Lampung serta semakin memotivasi dan menambah semangat petani Lampung untuk menanam kedelai.
“Kedelai merupakan salah satu komoditas unggulan strategis nasional di Kementerian Pertanian yang harus terus dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri,” kata dia.
Sebagai informasi, saat ini kebutuhan kedelai di dalam negeri terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan dalam rentan 5 tahun terakhir kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 3,2 juta ton biji kering per tahun sedangkan produksi dalam negeri masih belum mencukupi.
Gubernur Arinal menyebut bahwa Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah sentra produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung dan ubikayu.
Pada komoditi kedelai, ia juga menyebut capaian produksi masih relatif rendah yaitu pada Tahun 2022 berdasarkan angka sementara sebesar 1.750 ton. (tim/***)