logo pembaruan
list

Demokrasi dan Disrupsi Informasi: Sebuah Parodi Intelektual

Facebook
Twitter
WhatsApp

Oleh : Yan Barusal
Penggiat Lampung Democracy Studies

DEMOCRACY Studies Batch II kembali digelar. Menghadirkan Ketua AJI Bandarlampung Dian Wahyu Kusuma, komunitas ini mencoba mengupas pers dalam lorong gelap ironi.

“Pilar demokrasi tak lagi kokoh tanpa kehadiran pers,” ucap Dian dengan serius, seolah melontarkan joke terbaiknya.

“Ya, seperti trias politika, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kita tambahkan satu lagi: media sosial.”

Tetapi, di balik kata-kata cemerlangnya, ada ironi menyelinap. Dalam era di mana media berkembang pesat, jurnalis seakan menjadi bintang tak berujung.

“Namun, jurnalis masa kini lebih mirip selebriti media sosial daripada pembawa fakta,” sambungnya, dengan nada menyindir.

Munculnya banyak media jurnalistik baru seolah menjadi semacam “inflasi wacana,” membuat pers terjebak dalam “degradasi wacana kritis.” Seleksi ketat untuk menjadi wartawan? Minimnya pemasukan dana? Ah, itu masalah lama. Yang terbaru adalah “gempuran informasi” dari platform-platform seperti YouTube, Facebook, dan TikTok, di mana kredibilitas adalah kata yang terlupakan.

“Masyarakat harus belajar memilah-milah media mana yang layak dan mana yang tidak,” tambah Dian, seraya menambahkan, “Tapi, dalam kerumitan media sosial, kebenaran semakin kabur.”

Tidak bisa dipungkiri, pers memegang peranan penting dalam perubahan sosial. Tetapi, dengan segala kemajuan teknologi, “kita harus lebih inovatif,” tegasnya, sambil mungkin berharap bahwa orang-orang akan mengabaikan konten instan untuk lebih mendalami wacana kritis.

Sesi ini ditutup dengan buka bersama, di mana pemateri dan peserta mungkin saling bertukar pandangan—atau mungkin hanya saling bertukar meme terbaru dari TikTok. Yang pasti, orientasi pada kompleksitas demokrasi dan politik tetap menjadi fokus, bahkan jika ironi mengiringi setiap kata yang terucap.

Wallahu’alam

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berita Terkait

Copyright © pembaruan.id
All right reserved