logo pembaruan
list

Ganjar di Pundaknya, Banteng Tersungkur di Gerbang Sumatera

Facebook
Twitter
WhatsApp

MEROSOTNYA suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) khususnya di Lampung pada Pemilu 2024, menurut sejumlah pengamat tidak bisa dilepaskan dari dinamika elektabilitas tokoh-tokoh utamanya, termasuk Ganjar Pranowo.

Sebagai salah satu figur sentral dalam PDIP dan yang diharapkan mampu melanjutkan estafet kepemimpinan negeri setelah Jokowi, lemahnya elektabilitas Ganjar Pranowo menjadi salah satu faktor yang menarik untuk dianalisis dalam konteks keseluruhan performa partai.

“Ganjar tidak lebih besar dari PDIP itu sendiri,” kata salah seorang pengamat di televisi.

Ya, Ganjar Pranowo, yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, memang memiliki basis popularitas dan elektabilitas yang kuat.

Karisma pribadinya, ditambah dengan kinerja dan kebijakan-kebijakan pro-rakyat selama menjabat, secara teoritis seharusnya mendorong suara bagi PDIP.

Namun, dinamika pemilu dan faktor lainnya mungkin tidak sepenuhnya berpihak pada Ganjar atau PDIP. Terlebih, Jokowi yang sebelumnya diharapkan akan berada di belakang si rambut putih itu justru memajukan si Samsul (cumbuan untuk Gibran) maju sebagai Cawapres mendampingi Prabowo.

Tentu tidak hanya itu, pemilih muda dan media sosial juga sangat mempengaruhi. Ganjar Pranowo dikenal cukup aktif di media sosial dan memiliki daya tarik tersendiri di kalangan pemilih muda. Namun, pemilih muda juga cenderung lebih kritis dan tidak secara otomatis menerjemahkan popularitas individu menjadi dukungan politik pada sebuah partai.

Sebab, harus diakui jika dinamika politik nasional yang polarisasi bisa membuat elektabilitas individu tidak langsung berbanding lurus dengan suara untuk partainya.

Pemilih bisa saja menyukai Ganjar sebagai individu namun memilih untuk tidak mendukung PDIP karena alasan ideologis atau politis, pun sebaliknya.

Kemudian, terkait isu-isu nasional seperti ekonomi, penanganan pandemi, dan korupsi serta persepsi publik terhadap kinerja PDIP secara keseluruhan juga mempengaruhi elektabilitas PDIP sekaligus Ganjar.

Meski dia memiliki reputasi positif, kesulitan partai dalam isu-isu tertentu bisa menurunkan dukungan. Di Lampung sendiri, tokoh PDIP masih berkibar untuk DPR RI tapi tidak berbanding lurus dengan calon DPRD provinsi terlebih untuk Ganjar.

Strategi kampanye PDIP dan bagaimana mereka memposisikan Ganjar dalam narasi mereka terhadap pemilih juga berpengaruh. Apakah PDIP berhasil memaksimalkan popularitas Ganjar dan menyampaikan pesan partai secara efektif belum tentu pasti.

Penurunan suara PDIP, meskipun memiliki figur populer seperti Ganjar Pranowo, menunjukkan bahwa elektabilitas individu tidak selalu langsung berubah menjadi dukungan partai.

Ini bisa jadi pertanda bagi PDIP untuk melakukan introspeksi dan mengevaluasi strategi mereka, tidak hanya dalam menaikkan profil kandidatnya tapi juga dalam menyampaikan nilai dan program partai kepada pemilih.

Hal ini juga mendorong PDIP untuk mungkin lebih inovatif dalam strategi politik mereka, memperkuat komunikasi politik, dan meningkatkan keterlibatan dengan pemilih, khususnya pemilih muda yang cenderung lebih volatile dalam pilihan politik mereka.

Merosotnya suara PDIP di Gerbang Sumatera ini, mungkin menjadi alarm bagi partai berlogo banteng itu untuk beradaptasi dengan cepat dengan perubahan lansekap politik yang dinamis dan preferensi pemilih yang terus berkembang.

Wallahu’alam

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berita Terkait

Copyright © pembaruan.id
All right reserved