Oleh: AHMAD RIYADI
Jurnalis PembaruanID
PERTAMINA, melalui PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), tak sekadar menggali energi dari perut bumi. Mereka, seperti penjelajah yang memahami betul arti setiap langkah, mengemban tanggung jawab lebih besar—menjaga keseimbangan alam di sekitarnya.
Di tengah debur ombak dan desau angin pesisir Indonesia, PHE OSES hadir bukan hanya sebagai perusahaan energi. Mereka juga menjadi penjaga keindahan alam, yang telah memberi mereka tempat untuk beroperasi. Setiap titik sumur yang mereka gali, ada tekad kuat untuk memberikan kembali apa yang mereka ambil dari bumi. Dalam diam, mereka menanam harapan di sepanjang pesisir, memastikan bahwa di balik kilang dan rig, kehidupan masih terus tumbuh dan berkembang.
Pertamina memahami bahwa tanggung jawab mereka lebih dari sekadar memastikan energi terus mengalir. Mereka tahu, di antara ladang minyak dan gas, ada keindahan laut yang harus dijaga, ada kehidupan yang harus dilestarikan. Ini bukan hanya tentang menghasilkan energi untuk hari ini, tapi juga menjaga bumi untuk generasi mendatang. Seperti pepatah lama, “Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak cucu kita.” Dan Pertamina memilih untuk menjadi penjaga titipan itu.
Pada awal April 2023, PHE OSES melakukan penanaman 10.000 batang mangrove di Desa Sriminosari, Lampung Timur. Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan mereka yang sudah dimulai sejak tahun 2022, di mana mereka telah menanam 45.000 batang mangrove di empat titik berbeda di Lampung Timur, bekerja sama dengan kelompok tani setempat.
Program ini dilaksanakan di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPH) Gunung Balak dengan menggandeng Kelompok Tani Hutan (KTH) Bina Lestari Alam.
Tidak hanya di Lampung Timur, di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, PHE OSES juga melakukan program penanaman mangrove setiap tahunnya. Pada tahun 2023, mereka menanam 17.000 batang mangrove, melibatkan kelompok Sentra Penyuluh Konservasi Pedesaan (SPKP) Elang Bondol dan Karang Taruna 03 Pulau Sabira sebagai mitra. Hingga kini, total pohon mangrove yang telah ditanam oleh PHE OSES sejak 2019 mencapai 103.000 batang.
Program penanaman mangrove ini bukan hanya sekadar aktivitas tanam menanam, tetapi juga bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim dan bencana.
PHE OSES secara aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kepulauan Seribu tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir dan memahami dampak perubahan iklim.
Mereka melibatkan tokoh masyarakat serta perwakilan RT/RW dalam proses edukasi ini, sehingga kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan dapat menyebar lebih luas.
Di Lampung Timur, selain penanaman mangrove, PHE OSES juga mendukung aktivitas nelayan lokal melalui pemasangan lampu penerangan jalan bertenaga surya di berbagai titik strategis.
Di dermaga Pancer Labuh dan pelabuhan perikanan Labuhan Maringgai, serta di beberapa desa seperti Margasari dan Karya Tani, lampu-lampu tenaga surya ini membantu para nelayan dalam menjalankan aktivitas mereka dengan lebih aman dan efisien.
PHE OSES membuktikan bahwa perusahaan besar bisa mengambil peran penting dalam pelestarian lingkungan. Melalui aksi nyata seperti penanaman mangrove dan penyediaan energi ramah lingkungan, mereka tidak hanya berkontribusi pada pembangunan ekonomi, tetapi juga memastikan bahwa lingkungan tetap lestari untuk generasi mendatang. Karena pada akhirnya, langkah-langkah kecil ini adalah investasi besar untuk masa depan bumi yang lebih baik.
Penerangan Ramah Lingkungan untuk Nelayan
Desa Karya Tani di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, memiliki kekayaan alam yang tak ternilai: pesisir pantai dengan sinar matahari yang melimpah. Potensi ini membuka peluang besar untuk memanfaatkan energi terbarukan, terutama energi surya, yang semakin menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat pesisir.
Melihat potensi ini, PT PHE OSES mengambil langkah konkret dengan memasang lima unit lampu panel surya di muara sungai, lokasi vital bagi nelayan yang menambatkan kapal mereka.
Instalasi ini bukan yang pertama—sebelumnya, PHE OSES telah memasang lampu panel surya serupa di Desa Muara Gading Mas dan Desa Margasari pada tahun 2023. Dengan total 18 buah lampu panel surya yang telah dipasang di Kecamatan Labuhan Maringgai, inisiatif ini bukan sekadar membantu penerangan, tetapi juga menjadi solusi nyata bagi warga yang belum terjangkau listrik secara optimal.
Lampu-lampu ini tidak hanya menerangi pesisir pantai saat malam tiba, tetapi juga mendukung aktivitas bongkar muat hasil tangkapan nelayan, sekaligus meningkatkan keamanan di muara tempat kapal berlabuh.
Di sisi lain, teknologi ramah lingkungan ini turut mengurangi ketergantungan masyarakat pada energi fosil, sejalan dengan upaya global untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s) poin 7, yaitu energi yang bersih dan terjangkau.
Kusmono, Manager Health, Safety, Security and Environment (HSSE) PHE OSES, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari program Integrated Community-Based Security (ICBS) yang melibatkan masyarakat pesisir secara langsung.
“Dukungan masyarakat sangat berarti bagi kelancaran operasional kami dalam memproduksi minyak dan gas bumi. Program ini adalah salah satu cara kami membina hubungan yang harmonis dengan mereka,” kata Kusmono.
Kepala Desa Karya Tani, H. Nuryadi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh PHE OSES. Menurutnya, penerangan dari lampu panel surya sangat membantu aktivitas nelayan di desa, sekaligus memberikan rasa aman di daerah yang sebelumnya minim pencahayaan.
Program ICBS sendiri merupakan komitmen PHE OSES untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasinya, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Selain pemasangan lampu panel surya, program ini juga melibatkan sosialisasi rutin mengenai pentingnya keamanan objek vital nasional, memperkuat komunikasi antara perusahaan dan masyarakat setempat.
Sebagai bagian dari Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, PHE OSES tidak hanya fokus pada peningkatan produksi minyak dan gas bumi, tetapi juga pada penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di setiap lini operasionalnya.
Dengan wilayah kerja yang mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung, dan Jawa Barat, Regional Jawa berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan bisnis sambil memprioritaskan keseimbangan lingkungan dan kontribusi terhadap kemandirian masyarakat.
Langkah-langkah kecil seperti ini mungkin tidak selalu terlihat, tetapi dampaknya besar bagi kehidupan masyarakat setempat. Di sinilah, di tengah sinar matahari yang melimpah, harapan untuk masa depan yang lebih terang terus menyala.
Trimakasih