logo pembaruan
list

Ahirnya, Akademisi Lampung Ikut Bersuara Soal Buruknya Iklim Demokrasi

Facebook
Twitter
WhatsApp

PEMBARUAN.ID – Setelah sejumlah kampus ternama menyuarakan keprihatinannya atas iklim buruk demokrasi di tanah air. Giliran sejumlah akademisi Lampung bersuara.

Ya, sedikitnya 41 akademisi dari berbagai Universitas di Lampung menyatakan sikap dan mengkritik situasi politik jelang Pemilu 2024. 

Sejumlah guru besar dari berbagai kampus ikut dalam petisi yang dibacakan di Fakuktas Hukum Universitas Lampung (Unila) itu, diantaranya Universitas Tulang Bawang, Universitas Bandar Lampung, Universitas Saburai, Universitas Malahayati, Universitas Muhammadiyah Metro, dan Universitas Mitra Indonesia (Umitra).

Dalam petisi yang dibacakan Prof. Dr Ari Darmastuti itu, para akademisi juga menghimbau kepada semua warga masyarakat secara bersama-sama menjaga iklim demokrasi, kepentingan bersama, persatuan, kesatuan bangsa dan negara, di atas kepentingan individu, kelompok, dan golongan.

Menurutnya, situasi dan kondisi terakhir telah menunjukkan gejala pudarnya keteladanan dan perilaku politik yang tak memenuhi kaidah etika, sikap demokratis dan rasa keadilan. 

“Oleh karena itu, kami menyampaikan keprihatinan atas pelanggaran etika yang dilakukan oleh penyelenggara negara,” kata Prof Ari, Rabu (07/02/2024).

Pelanggaran etika, lanjutnya, tidak hanya mencoreng citra penyelenggaraan negara yang bersih dan berwibawa, tetapi juga merugikan dan bahkan meruntuhkan hak fundamental warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu. 

Pernyataan, sikap pimpinan negara, yang dapat merusak prinsip demokrasi dan mengancam pondasi penyelenggaraan negara akan menimbulkan ketidakpercayaan mendalam dan kehilangan legitimasi dalam penyelenggaraan dan hasil pemilihan umum yang demokratis dan berkeadilan. 

Maka, tambah dia, pihaknya bersama akademisi di Lampung mengkorekdi pejabat dan penyelenggara negara dan memastikan tidak terjadi lagi sikap dan perilaku yang nyata-nyata sebagai pelanggaran etika.

Tidak demokratis, dan tidak memenuhi rasa keadilan. Dengan demikian, dapat mengembalikan dan memulihkan kepercayaan masyarakat pada proses demokrasi yang adil, jujur, dan bermartabat.

“Serta mengingatkan kepada presiden Jokowi, menteri, kepala daerah, dan ASN serta kepala desa menjaga sikap benar-benar netral dalam Pemilu untuk mewujudkan keadilan dan demokrasi di Indonesia,” tandasnya. (***)

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berita Terkait

Copyright © pembaruan.id
All right reserved