list
Facebook
Twitter
WhatsApp

PEMBARUAN.ID – Olympiade Santri Nasional (OSN) di Pondok Pesantren Darussaadah, Lampung Tengah resmi dibuka dengan khidmat melalui guratan kaligrafi khas pesantren.

Di depan, KH Muhsin Abdillah dan Gus Nailul Autor—cicit KH Huda Jazuli, ulama besar dari Al-Falah Ploso Mojo Kediri—menggoreskan kalimat-kalimat indah yang lebih dari sekadar seni; ini adalah doa yang mengalir di setiap lekuk huruf, harapan yang hidup di antara tarikan pena.

Suasana hening namun penuh makna. Setiap orang di sana merasakan, ini bukan sekadar pembukaan kompetisi, tetapi langkah awal sebuah perjalanan panjang, yang disemangati dengan nilai-nilai pesantren.

Sebuah pengingat bahwa kemenangan sejati bukan hanya soal gelar, melainkan kebijaksanaan yang dibawa pulang dari setiap pelajaran di sepanjang jalan.

OSN tahun ini terasa istimewa, dengan Pondok Pesantren Darussaadah, Lampung Tengah, sebagai tuan rumah. Di bawah naungan pesantren ini, sebanyak 270 peserta dari berbagai kafilah pondok pesantren se-Provinsi Lampung dan 5 kafilah dari Sumatera Selatan berkumpul, siap menyalakan semangat kompetisi.

Tidak hanya mereka yang hadir secara langsung, ada pula 10 kafilah dari Kalimantan yang turut berpartisipasi secara daring, menembus jarak dengan semangat yang sama.

Suasana pun terasa khidmat, penuh dengan aura pesantren yang kental. Ketika KH Muhsin Abdillah dan Gus Nailul Autor menggoreskan kaligrafi pembuka, seolah waktu terhenti.

Momen ini bukan sekadar awal sebuah kompetisi, tetapi langkah pertama dari sebuah perjalanan panjang, di mana ilmu dan kebijaksanaan menjadi tujuan utama, menggema dari satu pesantren ke pesantren lainnya. (***)

Leave a Comment

Berita Terkait