list
Facebook
Twitter
WhatsApp

PEMBARUAN.ID – Langkah ratusan perempuan berhijab Fatayat NU Lampung menggema di pelataran kantor Polda Lampung. Udara membawa aroma perjuangan, bersama harapan yang menggantung di setiap doa yang mereka ucapkan.

Mereka datang bukan sekadar untuk bertanya, tetapi untuk meminta hak yang seharusnya menjadi milik Riyas Nuraini, saudari mereka yang kepergiannya menyisakan luka dan tanda tanya besar.

Riyas bukan sekadar nama. Ia adalah cerita. Seorang perempuan tangguh yang hidupnya terenggut pada 18 Juli 2024 lalu.

Di bawah langit yang memayungi halaman kantor Polda, Ketua PW Fatayat NU Lampung, Wirdayati, berdiri tegak. Suaranya tenang, tetapi penuh ketegasan, seperti air yang mengalir di tengah karang.

“Kami hanya ingin keadilan bagi almarhumah Riyas. Kami percaya pada hukum, dan kami berharap Polda Lampung dapat menyingkap tabir gelap ini,” ujarnya.

Mereka berdoa, membiarkan langit menjadi saksi atas ketulusan hati mereka. Rintihan doa itu bukan sekadar permohonan; ia adalah seruan untuk kebenaran. Sebuah harapan bahwa mereka yang pergi terlalu cepat tak akan dilupakan begitu saja.

Kombes Pol. Pahala Simanjuntak dari Ditreskrimum Polda Lampung akhirnya menemui mereka. Ia berbicara dengan nada yang menenangkan, “Kami akan terus berusaha mengungkap kasus ini secara transparan. Kami butuh bantuan masyarakat untuk memberi informasi yang berguna.”

Janji itu diterima dengan anggukan kecil, meski di hati mereka tahu, perjuangan ini masih panjang. Tetapi Fatayat NU Lampung tidak akan menyerah. Langkah mereka hari ini adalah bukti bahwa keadilan tak boleh dibiarkan menjadi angan-angan semu.

Mereka kembali ke rumah masing-masing, membawa harapan yang tak pernah redup. Bagi mereka, Riyas adalah bintang yang harus tetap bersinar, meski langit gelap sedang mencoba memadamkannya, dan mereka percaya, cepat atau lambat, keadilan akan menemukan jalannya sendiri. (san/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait