PEMBARUAN.ID – Provinsi Lampung memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, Dr. H. Mahathir Muhammad, S.E., M.M., Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan akademisi, khususnya dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
“Listrik adalah kunci utama dalam meningkatkan ekonomi. Kebutuhan listrik di Lampung terus meningkat, sehingga pengelolaan potensi energi baru terbarukan menjadi hal mendesak sebagai alternatif pembangkit listrik,” ujar Mahathir dalam Diskusi Publik PWI Lampung bertema “Energi dan Investasi: Seimbangkah?” di Hotel Horison, Bandarlampung, Kamis (05/11/2024).
Diskusi tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, termasuk Forkopimda, BUMN, pengusaha, dan akademisi. Dalam pemaparannya, Mahathir menyoroti pentingnya listrik dalam mendukung ekonomi digital.
“Kita semua membutuhkan internet, bahkan di daerah perdesaan. Internet membutuhkan listrik, dan listrik menjadi pendorong utama kebangkitan ekonomi,” tegasnya.
Sebagai contoh, Universitas Teknokrat Indonesia telah melatih masyarakat tentang pemasaran digital yang memanfaatkan energi baru terbarukan.
“Banyak masyarakat di perdesaan masih belum mendapatkan akses listrik PLN. Dalam kondisi ini, masyarakat perlu diberdayakan untuk menciptakan energi baru terbarukan secara mandiri demi memenuhi kebutuhan listrik,” jelas Mahathir.
Ia juga memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Lampung agar memperkuat kerja sama dengan universitas dalam pengembangan energi baru terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi.
“Kami di Universitas Teknokrat menghadapi kendala perizinan, karena pengelolaan EBT harus dilakukan dengan izin perusahaan, bukan sebagai lembaga akademik. Seharusnya ada kemudahan perizinan bagi universitas untuk riset dan pengembangan energi,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung, Sopan Sopian, menyatakan pihaknya siap mendukung pengembangan energi baru terbarukan di Lampung. Ia menyebut Lampung memiliki potensi panas bumi sebesar 898 MW dari total 13 titik.
“Pemanfaatan energi alternatif menjadi salah satu sasaran utama daerah. Kami menargetkan kontribusi energi baru terbarukan mencapai 36% pada 2025 dan meningkat hingga 47% pada 2050,” kata Sopan.
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya meningkatkan infrastruktur energi, khususnya sektor kelistrikan. (***)