PEMBARUAN.ID – Matahari belum sepenuhnya terbit ketika riuh rendah perpolitikan Lampung mulai menghangat. Hampir sepekan sejak masa kampanye resmi belum dimulai, pasangan calon nomor urut 1, Arinal Djunaidi dan Sutono, menyimpan kartu truf.
Mereka tak sekadar bertahan, tapi bersiap untuk menyerang dengan taktik yang tersusun rapi. Tanda-tanda itu kian terlihat jelas, terutama setelah Rakerdasus PDIP yang digelar, Sabtu (28/09/2024) di Swiss-Belhotel, Bandarlampung.
Tema besar “Kuatkan Konsolidasi, Mantapkan Strategi, Menangkan Pilkada 2024” menjadi pijakan utama. Rakerdasus tersebut seolah menjadi start gun, memberi aba-aba pada seluruh mesin politik PDIP untuk segera berlari kencang. Sekretaris PDIP Lampung, Sutono, dan Ketua Pelaksana Rakerdasus, Donald Harris Sihotang, menyiratkan keyakinan mereka.
Bagi mereka, kemenangan Arinal Djunaidi yang kini berpasangan dengan Sutono bukan lagi sekadar harapan, tetapi target yang terukur.
Mengapa mereka begitu yakin? Setiap langkah telah diperhitungkan, setiap manuver telah disiapkan. Strategi itu tak diletakkan dalam gemuruh pidato, tapi mengalir tenang, menunggu momentum untuk diledakkan.
Diam-diam, mereka telah bergerak—menyusuri desa demi desa, memperkuat jaringan relawan, memastikan setiap elemen siap untuk berkontribusi dalam kontestasi Pilgub 2024 ini.
Strategi pertama mereka jelas: konsolidasi. Tak perlu menunggu lama, mereka akan tancap gas setelah Rakerdasus, dengan kehadiran sosok besar seperti Ganjar Pranowo yang memberi suntikan semangat pada seluruh tim. Ini bukan sekadar agenda pertemuan, tetapi perumusan langkah konkret yang diharapkan bisa menjamin kemenangan pada 27 November nanti.
Kedua, ada Arinal Djunaidi, nama yang tak asing lagi bagi masyarakat Lampung. Ia telah meninggalkan jejak—jejak infrastruktur, jejak kesejahteraan, dan jejak pembangunan yang tak bisa disangkal.
Kini, yang perlu dilakukan hanyalah memperkenalkan kembali sosok itu, meyakinkan publik bahwa Arinal adalah pilihan terbaik untuk kembali memimpin. Dari kota hingga pelosok desa, sosialisasi akan berjalan, mengalir tanpa henti.
Tapi bukan hanya Arinal yang menjadi motor dari kampanye ini. Sutono, dengan pengalamannya sebagai mantan Sekdaprov, adalah pelengkap sempurna.
Relawan-relawan yang dikomandoi Umar Ahmad, tak terkonsentrasi dalam satu kelompok besar. Mereka bergerak terpisah, menyesap suara dari komunitas-komunitas kecil di tingkat desa, membentuk jaringan yang tak terlihat namun solid.
Misi mereka jelas: melanjutkan program-program Arinal sebelumnya. Di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, hingga pengembangan desa mandiri, semua akan diteruskan dengan lebih kuat dan terarah. Setiap kader PDIP bergerak dengan tekad, menggerakkan mesin partai melalui PDC mereka masing-masing, memastikan setiap langkah yang diambil terukur dan efektif.
“Semua kader harus bergerak dan turun ke bawah, bekerja keras untuk memastikan kemenangan di setiap wilayahnya. Yakin menang,” ujar Sihotang dengan tegas. Keyakinan itu bukan hanya berbicara tentang kepercayaan diri, tetapi tentang persiapan yang matang.
Rakerdasus ini tak sekadar ajang berkumpul. Ini adalah momentum untuk membangun tekad bersama, dihadiri oleh jajaran DPD PDIP Lampung, DPC kabupaten/kota, serta 16 kepala daerah.
Nama-nama besar seperti Arinal Djunaidi dan Sutono di Pilgub Lampung, hingga pasangan-pasangan kuat di berbagai daerah lain, bersiap menyongsong pertarungan politik yang akan datang.
Namun, di balik segala perencanaan dan strategi, pertanyaan terbesar masih tersisa: Apakah rakyat akan menerima narasi besar ini? Apakah program-program yang telah dirancang dengan rapi akan mampu menyentuh hati mereka?
Ardjuno serta timnya tahu betul, bahwa tak ada yang pasti dalam politik. Semua masih mungkin berubah, dan kejutan masih bisa terjadi kapan saja.
Ini Paslon Cakada PDIP Lampung
1. Pilgub Lampung: Arinal Djunaidi dan Sutono (PDIP)
2. Tanggamus: Dewi Handajani dan dr. Ammar Sirajuddin (PDIP, Golkar, PKS, dan Perindo)
3. Waykanan: Resmen Kadapi dengan Cik Raden (PDIP, Nasdem, dan Golkar)
4. Lampung Utara: Hamartoni Ahadis dan Romli (Gerindra, PDIP, Nasdem, dan PAN)
5. Lampung Tengah: Ardito Wijaya dan I Komang Koheri (PDIP)
6. Pesisir Barat: Dedi Irawan dan Irawan Topani (PPP, PKS dan PDIP)
7. Lampung Selatan: Nanang Ermanto dan Antoni Imam (PDIP dan PKS)
8. Metro: Wahdi Siradjuddin dan Qomaru Zaman (PDIP, Golkar, PKS, Nasdem, PKB, dan Gerindra, PPP, PBB, PAN, Hanura, dan PSI)
9. Tulang Bawang: Winarti dan Reynata (PDIP dan Gerindra)
10. Pesawaran: Nanda Indira Bastian dan Antonius Muhammad Ali (Gerindra, Nasdem, PKS, PKB, PAN, PDIP, perindo, PKN, Hanura, Garuda dan PBB)
11. Lampung Timur: Dawam Rahardjo dan Ketut Erawan (PDIP)
12. Lampung Barat: Parosil Mabsus dan Mad Hasnurin (PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, PAN, Demokrat, dan PSI)
13. Mesuji: Syamsudin dan Yulivan (PDIP)
14. Bandarlampung: Reihana dan Aryodhia (PDIP)
15. Pringsewu: Fauzi dan Laras Tri Handayani (PKB dan PDIP)
16. Tulangbawang Barat: Novriwan Jaya dan Nadirsyah (Demokrat, PDIP, Nasdem, Gerindra, Perindo, PAN, PKB, Hanura, Buruh, Golkar, dan PKS).
(red)