logo pembaruan
list

Pelantikan Pengurus HMI Sumbagsel: Awal Perjalanan Menuju Perubahan Sosial

Facebook
Twitter
WhatsApp

PEMBARUAN.ID – Di Aula Semergo, Bandar Lampung, Senin (09/09/2024) malam itu terasa berbeda. Bukan hanya sekadar pelantikan, namun sebuah momen yang akan menjadi tonggak sejarah baru bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi Sumatera Bagian Selatan (Badko Sumbagsel) periode 2024-2026.

Dengan langkah tegas, Ketua Umum Pengurus Besar HMI (PB HMI), Bagas Kurniawan, memimpin prosesi pelantikan yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Korps Alumni HMI, Syamsul Qomar.

Acara itu tidak sekadar seremoni, namun sarat dengan pesan. Ketua Pelaksana, Nadir Ilham Ramadhan, dengan rendah hati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jajaran walikota Bandar Lampung Eva Dwiana dan Forkopimda Provinsi Lampung.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga bisa terlaksananya Pelantikan Pengurus HMI dan KOHATI Badko Sumbagsel,” ungkapnya dengan penuh syukur.

Namun, di balik kata-kata sederhana itu, ada pesan kuat tentang kerjasama yang terjalin demi masa depan organisasi.

Sebanyak 77 pengurus baru yang diambil sumpahnya malam itu berasal dari berbagai cabang di Lampung, Sumsel, Bengkulu, dan Bangka Belitung.

Mereka bukan sekadar pengurus, melainkan agen perubahan. Nadir menegaskan, “Kami berkomitmen untuk menjembatani cabang-cabang yang ada, sehingga aktualisasi kader dapat tersampaikan dengan semaksimal mungkin baik di kampus maupun di luar kampus.”

Sebuah komitmen yang, jika terlaksana dengan baik, akan menjadi pilar kokoh bagi organisasi.

Dalam kesempatan yang sama, Tommy Perdana Putra, Ketua Umum Badko HMI Sumbagsel, memberikan refleksi mendalam.

Ia menggambarkan organisasi seperti pohon bambu yang kuat akarnya, sebelum menjulang tinggi ke langit.

“Sampai hari ini, rekan-rekan HMI sering kali membahas pentingnya jejaring yang kuat di atas, namun di tingkat bawah, di tengah masyarakat, justru kurang diterima. Ini adalah masalah yang harus diselesaikan,” ujarnya penuh perenungan.

Ada keresahan di balik pernyataannya, bahwa HMI perlu lebih proaktif menyatu dengan masyarakat, khususnya dalam bidang sosial, budaya, pendidikan, dan intelektual.

Tommy menekankan pentingnya peran HMI dalam menjembatani kesenjangan yang ada di masyarakat, antara mereka yang memiliki pendidikan tinggi namun tidak mampu memberikan kontribusi nyata.

“Kader HMI harus mampu menunjukkan eksistensi intelektualnya kepada masyarakat dan pemerintah dengan penuh tanggung jawab,” imbuhnya. Pernyataan ini bukan sekadar ajakan, melainkan sebuah tantangan bagi generasi baru HMI.

Sementara itu, Bagas Kurniawan menambahkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi HMI saat ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas intelektual kaderisasi.

“Sehingga kita tidak mementingkan kuantitas, tetapi ke depan lebih mengedepankan kualitas kadernya,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa tugas-tugas PB HMI harus dititipkan ke tingkat cabang dan Badko, sebagai platform agar organisasi dapat berjalan lebih optimal.

“Maka dari itu PB HMI titipkan kepada Ketua Umum Tommy serta jajarannya, ke depan selalu aktif membimbing dan membina kadernya di HMI Sumbagsel.”

Bagas juga memberikan peringatan serius tentang ancaman terhadap kebebasan berserikat di Indonesia. “Masalah stabilitas dan legitimasi masih menjadi masalah serius yang menghambat kemajuan Civil Society di beberapa wilayah di Indonesia,” pungkasnya, mengingatkan para kader untuk terus memperjuangkan kebebasan dan stabilitas di tengah tantangan yang ada.

Malam itu bukan hanya tentang pelantikan. Itu adalah awal dari sebuah perjalanan panjang yang diharapkan membawa perubahan, bukan hanya bagi HMI, tapi juga bagi masyarakat yang lebih luas. Kader-kader yang dilantik malam itu memikul harapan besar. Pertanyaannya, apakah mereka siap menjawab tantangan zaman? (***)

Leave a Comment

Berita Terkait

Copyright © pembaruan.id
All right reserved

iklan pembaruan.id