iklan
ARITORIAL

Membelah Koalisi

×

Membelah Koalisi

Share this article

POLITIK selalu menyajikan kejutan, dan di Pesawaran, drama baru saja dimulai. Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024 di kabupaten ini bukan sekadar ajang demokrasi, melainkan panggung pertarungan kepentingan yang memecah belah koalisi.

Suhu politik menghangat setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendiskualifikasi Aries Sandi dari pencalonan. Putusan ini membuka babak baru: siapa yang akan menguasai panggung di Pilkada ulang Mei mendatang?

Di tengah riuh dinamika politik, pasangan Supriyanto dan Suriansyah—atau yang dikenal dengan akronim SUSU—melangkah pasti.

Mengenakan baju putih dan kopiah khas Lampung, mereka mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pesawaran, didampingi oleh dua partai besar, Golkar dan PPP.

Kehadiran mereka seolah menegaskan: mereka siap bertarung, bahkan tanpa Demokrat di sisi mereka.
Namun, langkah SUSU bukan sekadar pendaftaran biasa.

Di baliknya, ada narasi perpecahan. Partai Demokrat, yang semula menjadi bagian dari koalisi, kini mengambil jalan berbeda.

Demokrat menegaskan sikapnya mendukung pasangan Erlin Septiani dan—ironisnya—Supriyanto sebagai calon wakil bupati.

Dua pasangan calon dengan nama yang sama di satu medan laga, sebuah anomali politik yang menciptakan kebingungan sekaligus memperlihatkan betapa rapuhnya kesetiaan politik di balik layar.

Ketegangan semakin terasa ketika Ketua DPD Partai Golkar Pesawaran, Yusak, menegaskan dukungan penuh partainya kepada pasangan SUSU.

Di sisi lain, Demokrat memilih “tegak lurus” terhadap keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) mereka, tak bergeming di bawah tekanan dinamika daerah.

Dua partai besar memilih jalan yang berbeda, meski amar putusan MK mengamanatkan mereka untuk mengusung pasangan calon yang sama.

Pertanyaannya, apakah ini sekadar dinamika politik biasa atau ada kekuatan besar yang tengah bermain di balik layar? Karena dalam politik, tidak ada yang benar-benar solid. Koalisi hanyalah persinggahan, sementara kepentingan adalah tujuan akhir.

KPU Pesawaran sendiri berada di tengah badai. Dengan dua pasangan calon yang berasal dari partai pengusung yang sama, mereka memilih bersikap hati-hati.

Pendaftaran tetap diterima, namun keputusan akhir akan dikonsultasikan ke tingkat provinsi dan pusat. Waktu terus berjalan, pendaftaran ditutup malam ini. Dan di menit-menit terakhir, segalanya masih bisa berubah.

Satu hal yang pasti: PSU di Pesawaran bukan sekadar uji kompetisi kandidat, tetapi juga ujian kesetiaan dan ketahanan koalisi.

Golkar dan PPP telah memilih jalan mereka, sementara Demokrat tetap kukuh di pendiriannya. Dan di tengah perpecahan itu, masyarakat menjadi penonton yang cermat, menanti siapa yang akhirnya akan memegang kendali.

Karena dalam politik, tak ada kawan atau lawan abadi—yang ada hanya kepentingan yang selalu mencari jalan pulang.

Tabik


Berlangganan berita gratis di Google News klik disini
Ikuti juga saluran kami di Whatsapp klik disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ARITORIAL

ANJIR! Begitu anak muda hari ini mengungkapkan kekagumannya,…