PEMBARUAN.ID — Pemerintah Provinsi Lampung terus menguatkan langkah pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. Melalui Lampung Fest 2025 yang mengusung tema “Coffee and Tourism”, Lampung menampilkan harmoni antara industri kopi dan pariwisata sebagai dua kekuatan besar daerah.
Komitmen itu ditegaskan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat menghadiri acara Ramah Tamah Lampung Coffee Pavilion di El’s Coffee Roastery, Bandar Lampung, Senin (27/10/2025). Menurutnya, kopi bukan sekadar komoditas ekspor unggulan, tetapi juga simbol budaya dan identitas ekonomi daerah.
“Ekspor kopi Indonesia pada 2024 meningkat 76,33 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan lebih dari 51 persen di antaranya berasal dari Lampung dengan nilai mencapai 840 juta dolar AS. Ini menunjukkan peran vital Lampung dalam industri kopi nasional,” ujar Gubernur Mirza.
Namun, di balik capaian ekspor tersebut, ia menilai masih banyak ruang untuk memperkuat pasar domestik. Dengan 79 persen masyarakat Indonesia sebagai peminum kopi—dan 71 persennya memilih kopi siap saji—terbuka peluang besar bagi inovasi produk, layanan, dan pengalaman menikmati kopi.
“Kita perlu berinovasi menciptakan pengalaman unik dan memperkuat ekosistem industri kopi dari hulu ke hilir. Tema Coffee and Tourism bukan sekadar seremoni, tapi strategi konkret untuk menyatukan dua potensi besar Lampung,” tegasnya.
Menurut Mirza, kolaborasi antara kopi dan pariwisata dapat menghadirkan konsep baru seperti agrowisata kopi, di mana kebun kopi tidak hanya menjadi sumber ekonomi, tetapi juga destinasi edukatif dan berkelanjutan.
Dalam arah kebijakan Lampung Maju, Gubernur Mirza menyebut lima fokus utama pengembangan pariwisata daerah, yaitu:
1. Pembangunan Desa Wisata berbasis pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan melalui program SIGER MADANI.
2. Penguatan Investasi Pariwisata lewat proyek strategis seperti Bakauheni Harbour City (BHC) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
3. Pengembangan Ekonomi Kreatif, didorong oleh event besar seperti Lampung Boemi Event dan KALDERA 2025.
4. Digitalisasi dan Inovasi, agar pelaku wisata adaptif terhadap teknologi global.
5. Kolaborasi Inklusif, yang melibatkan pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat secara sinergis.
Salah satu wujud nyata sinergi tersebut adalah Lampung Coffee Pavilion, yang menjadi ruang kolaboratif bagi petani, pelaku usaha, pengrajin, hingga penikmat kopi. Pavilion ini akan menggelar beragam kegiatan seperti lomba barista, edukasi kopi, temu bisnis, dan kompetisi kuliner berbahan dasar kopi.
Selain itu, pengunjung dapat menikmati sajian kopi khas Lampung secara gratis, sekaligus mempelajari praktik budidaya berkelanjutan seperti sistem agroforestri dan teknologi roasting modern yang meningkatkan kualitas dan nilai jual kopi.
“Kami ingin Lampung dikenal bukan hanya sebagai penghasil kopi unggulan, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan pariwisata kopi Indonesia,” kata Gubernur Mirza.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, agar potensi besar Lampung di bidang kopi dan pariwisata benar-benar memberi manfaat luas bagi masyarakat.
“Acara seperti Lampung Fest ini adalah momentum untuk menunjukkan bahwa Lampung kaya akan alam, budaya, dan semangat gotong royong. Dengan kerja bersama, kita bisa menjadikan Lampung lebih maju, lebih dikenal, dan lebih sejahtera,” pungkasnya.
Lampung Fest 2025 dijadwalkan berlangsung pada 11–25 November 2025 di PKOR Way Halim, Bandar Lampung, menampilkan paduan seni, budaya, kopi, dan inovasi ekonomi kreatif sebagai satu visi besar: menyeduh potensi lokal menuju pariwisata dunia. (***/red)



 Berlangganan berita gratis di Google News
Berlangganan berita gratis di Google News  Ikuti juga saluran kami di Whatsapp
Ikuti juga saluran kami di Whatsapp 










