Scroll untuk baca artikel
iklan
HEADLINEPEMILU

Pemilih Pemula Cendrung Golput, Ini Kata KPU dan Pengamat

×

Pemilih Pemula Cendrung Golput, Ini Kata KPU dan Pengamat

Share this article

PEMBARUAN.ID – Pemilih muda, adalah kelompok pemilih yang rentan golongan putih (Golput). Terlebih anak muda tidak terlalu aktif mengikuti berita-berita politik dan cenderung apatis terhadap proses-proses politik.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Hukum Tata Negara Universitas Lampung (Unila) M Iwan Satriawan mendorong partai politik dan lembaga penyelenggara Pemilu untuk gencar melakukan sosialisasi ke anak-anak muda di Lampung.

“Masih terdapat waktu sekitar enam bulan lagi untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat terutama ke anak muda, jadi Parpol dan lembaga penyelenggara Pemilu harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin,” kata Iwan, Selasa (04/07/2023).

Sosialisasi, lanjut Iwan, sangat penting untuk dilakukan, hal tersebut agar mengurangi apatisme anak muda terhadap politik.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Diakui, mendekati Pemilu berbagai ajakkan pun, untuk mengunakan hak politiknya atau tidak Golput gencar digaungkan. Baik oleh partai politik, lembaga penyelenggara Pemilu hingga dari kelompok masyarakat.

“Namun hal itu belum maksimal,” ujarnya.

Diketahui, berdasarkan website resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung terdapat 3.268.315 pemilih muda atau setara 49.98 persen dari keseluruhan DPT di Lampung.

Dari 3.268.315 pemilih muda tersebut terbagi menjadi 2.094.127 generasi milenial (25-39 tahun) dan 1.274.188 generasi Z (17-24 tahun).

Data yang dihimpun oleh KPU tersebut, menunjukkan setengah dari jumlah keseluruhan daftar pemilih di Lampung adalah kelompok pemilih muda.

Mampukah KPU atau lembaga terkait menghilangkan trend Golput?menanggapi hal tersebut Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Lampung Antoniyus mengatakan, pihaknya memiliki dua metode sosialisasi agar anak muda tidak Golput.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
“KPU Lampung, mempunyai dua metode sosialisasi dan pendidikan pemilih terkhsusus ke pemilih muda dengan metode daring (media sosial) dan terjun langsung ke lapangan,” kata Antoniyus, Selasa (04/07/2023).

Sosialisasi melalui media sosial menurut Antoniyus sangat penting mengingat kateristik pemilih muda gandrung dengan teknologi informasi dan tidak bisa lepas dari handphone.

Oleh karena itu, lanjut Antoniyus, sosial media merupakan sarana KPU untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan edukasi politik.

Sementara metode yang kedua, yakni dengan terjun langsung atau bertatap muka ke pemilih muda, KPU Lampung akan mengundang mahasiswa, kelompok muda dan pelajar untuk melakukan diskusi dan seminar dalam rangka edukasi politik.

Selain mengundang, sambung Antoniyus, pihaknya juga memiliki program mendatangi kampus-kampus untuk mensosialisasikan pentingnya anak muda berkontribusi dalam perpolitikan.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Selanjutnya, KPU Lampung juga akan melakukan kerjasama dengan organisasi pemuda dan pelajar.

KPU berharap, organisasi pelajar dan pemuda bisa menjadi agen dari KPU untuk mensosialisasikan ke pemuda lainnya agar mengunakan hak politiknya pada Pemilu 2024 mendatang. (sandika)


Berlangganan berita gratis di Google News klik disini
Ikuti juga saluran kami di Whatsapp klik disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *