PEMBARUAN.ID – Dalam sejuknya senja di Cafe Daja, Selasa (03/09/2024) di tengah hiruk-pikuk Kota Bandarlampung, dua sosok yang berjanji membawa perubahan bertemu dengan mereka yang senantiasa berada di garis depan pemberitaan—insan pers.
Rahmat Mirzani Djausal, bakal calon Gubernur Lampung, dan Jihan Nurlela, calon wakilnya, duduk bersama para jurnalis, menyeruput kopi hangat sambil bertukar pikiran tentang masa depan Lampung.
Namun, pertemuan itu bukan sekadar bincang-bincang biasa. Ada komitmen yang ditegaskan, janji yang dilontarkan dengan kesungguhan.
Rahmat tahu, bahwa perjalanan membangun daerah tak bisa dilakukan sendirian. Pemerintah dan pers adalah dua sisi koin yang saling melengkapi.
“Kami sangat menyadari betapa pentingnya posisi pers bagi pemerintahan daerah,” ucapnya.
Kata-katanya meluncur penuh keyakinan, seakan mengajak mereka yang mendengarnya untuk bersama-sama merangkai mimpi, menyatukan visi demi kemajuan Lampung.
Jurnalisme, baginya, bukan hanya tentang menyampaikan informasi. Lebih dari itu, jurnalisme adalah seni menyajikan kebenaran, membingkai fakta dengan objektivitas yang tajam.
“Untuk bisa mensosialisasikan informasi berbagai kebijakan daerah tentu sangat membutuhkan media. Tapi, kita perlu memastikan tidak ada kekeliruan dalam menyampaikan informasi itu,” lanjut Rahmat.
Ia menyadari, bahwa kekeliruan sekecil apa pun bisa membawa dampak besar. Karena itulah, ia berjanji akan mendukung terwujudnya jurnalisme berkualitas di Lampung—jurnalisme yang mampu menjembatani pemerintah dengan masyarakat, tanpa mengurangi esensi dari setiap berita yang disampaikan.
Di sampingnya, Jihan Nurlela duduk tenang, mendengarkan dengan seksama. Dalam diamnya, ada harapan yang menggelayut di benaknya. Harapan agar insan pers di Lampung tak hanya menjadi saksi bisu perubahan, tetapi juga pelaku aktif yang turut serta dalam perjalanan itu.
“Kami sangat mengharapkan kualitas jurnalistik di Lampung terus meningkat,” tuturnya lembut.
Baginya, media bukan hanya sekadar alat penyampai kabar, tapi juga mitra strategis yang mampu menjangkau pelosok-pelosok desa, membawa pesan dan program pemerintah hingga ke tempat-tempat yang mungkin terlupakan.
Rahmat dan Jihan, dua sosok muda yang digadang-gadang oleh Partai Gerindra untuk memimpin Lampung, tidak hanya berbicara tentang janji politik.
Mereka berbicara tentang mimpi, tentang keinginan untuk menciptakan ruang di mana pers dapat tumbuh dan berkembang, menyuarakan kebenaran dengan bebas, namun tetap dalam koridor tanggung jawab.
Di balik kata-kata mereka, ada ketulusan yang mungkin tak semua orang bisa lihat, tapi dirasakan oleh mereka yang hadir pada sore itu.
Senja pun kian meredup, tapi di balik cangkir-cangkir kopi yang mulai kosong, ada harapan baru yang terbentuk.
Harapan akan sebuah pemerintahan yang menjadikan pers sebagai mitra sejati, dan jurnalisme sebagai pilar penting dalam membangun Lampung yang lebih baik. (sandika)
