PEMBARUAN.ID – Di balik riuh rendah suara yang bercampur dengan dentuman musik, Minggu (03/11/2024) malam, Lapangan Dono Arum, Seputih Agung, Lampung Tengah menjelma lautan manusia.
Ribuan orang memenuhi lapangan, meski tanah becek akibat hujan sore hari masih meninggalkan bekas. Namun, di tengah segala keterbatasan itu, semangat orang-orang tampak membuncah—seolah-olah tak ada yang mampu memadamkannya.
Di tengah kerumunan, Budi, seorang pria berusia 35 tahun, berdiri dengan senyum lebar. “Walaupun hujan, saya tetap datang. Bukan hanya untuk hiburan, tapi juga untuk dengar langsung visi-misi dari pasangan Ardjuno,” ujarnya sembari menyeka rambutnya yang masih lembap.
Malam itu, bukan sekadar malam kampanye, tapi malam penuh harapan bagi Budi dan mungkin banyak warga lainnya yang hadir. Mereka tidak sekadar menjadi pengunjung—mereka adalah bagian dari narasi besar yang sedang terukir.
Di sudut lain, Siti, seorang perempuan 28 tahun, juga tak ingin melewatkan momen ini. “Pesta rakyat ini jadi momen buat kita mendukung calon yang kita percaya. Semoga pasangan Ardjuno bisa membawa perubahan,” ucapnya dengan tatapan mantap.
Seolah-olah dalam kata-kata itu terkandung doa yang tulus untuk masa depan kampung halaman yang lebih baik.
Dan di antara para pengunjung, sosok yang dinanti pun tiba—Arinal dan Sutono, yang dikenal dengan sebutan Ardjuno. Mereka melangkah di tengah lautan manusia, menyapa dan menghangatkan suasana.
Tak ada jarak, tak ada sekat, hanya keakraban yang terpancar di sana. Dalam sambutannya, Arinal tak berbicara rumit, tak ada janji-janji kosong. Ia hanya ingin mengingatkan tentang pentingnya kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat.
“Ini bukan sekadar pesta atau panggung politik,” katanya, suaranya menyatu dengan harapan yang berpendar di malam itu, “Ini tentang kita semua, tentang Lampung yang lebih baik.”
Malam itu, Pesta Rakyat Ardjuno bukan hanya sekadar hiburan atau safari politik. Ia adalah malam di mana setiap orang seolah diingatkan akan tanggung jawab mereka dalam membangun daerah.
Mungkin, di tengah senyum dan doa yang diam-diam dipanjatkan, Pilkada 2024 telah menemukan semangatnya sendiri. Semangat kebersamaan yang tak terhalang hujan, semangat yang tak lekang oleh waktu. (***)