PEMBARUAN.ID – Dua hari setelah gempa bumi Cianjur, PTPN VII langsung mengirimkab bantuan sosial untuk para korban gempa Cianjur melalui PTPN VIII. Dana tersebut dialokasikan dari Anggaran Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Lingkungan (TJSL) Tahun Anggaran 2022.
Sekretaris Perusahaan PTPN VII, Bambang Hartawan mengatakan, pihaknya turut prihatin dengan peristiwa gempa bumi yang melanda Cianjur, Jawa Barat. Karenanya, pihaknya melakukan penggalangan dana peduli gempa cianjur.
“Kami turut prihatin dengan peristiwa gempa bumi yang melanda Cianjur, Jawa Barat. Penggalangan dana peduli gempa cianjur diinisiasi oleh PT Holding Perkebunan Nusantara (Persero),” kata Bambang di Bandarlampung, Senin (28/11/2022).
Bantuan tersebut, lanjut Bambang, disalurkan sesuai kebutuhan tanggap darurat dan PTPN Holding menunjuk PTPN VIII yang berkedudukan di Bandung.
Bantuan yang disalurkan PTPN VII, kata Bambang, merupakan aksi tanggap darurat yang dikeluarkan oleh perusahaan dan menjadi biaya TJSL Perusahaan. Menurut Bambang, pihaknya segera menyalurkan dana TJSL karena para korban membutuhkan bantuan bersifat segera untuk memenuhi kebutuhan logistik pokok, seperti makan, minum, dan keperluan darurat lainnya.
“Kami selalu berprakarsa begitu untuk berbagai bantuan yang bersifat darurat. Itu juga kami lakukan saat terjadi tsunami di Lampung Selatan, dan di beberapa daerah lainnya.
SPPN VII juga ikut melaksanakan penggalangan dana kemanusiaan dari karyawan untuk korban gempa cianjur sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap sesama saudara di PTPN Grup.
Kepada SPPN VII sebagai organisasi pekerja di PTPN VII, Bambang menyampaikan apresiasi yang tinggi atas prakarsanya menggalang dana kemanusiaan untuk korban bencana gempa bumi di Cianjur. Ia juga menghimbau kepada seluruh karyawan PTPN VII untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu para korban. Selain bisa meringankan beban para korban, kata Bambang, bersedekah adalah ibadah sekaligus mengasah kepekaan hati.
Diketahui, gempa bumi mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/22), sampai Ahad (27/11/22), BNPB melaporkan 321 orang meninggal dunia dan 11 orang masih belum ditemukan. Jumlah pengungsi akibat rumahnya rusak sebanyak lebih dari 73 ribu orang. Gempa dangkal itu juga membuat kerusakan parah pada infrastruktur seperti jalan raya dan gedung-gedung, dan rumah penduduk. (rls/red)