Scroll untuk baca artikel
iklan
KOMUNITASPERISTIWA

Hari ke 2 Festival Bahasa Lampung: Upaya Menyelamatkan Warisan Budaya dari Kepunahan

×

Hari ke 2 Festival Bahasa Lampung: Upaya Menyelamatkan Warisan Budaya dari Kepunahan

Share this article

PEMBARUAN.ID -Rangkaian Festival Bahasa Lampung resmi dimulai Senin kemarin. Memasuki hari kedua, rumah kebudayaan Komunitas Berkat Yakin (Kober) sebagai penyelenggara mengadakan seminar yang membahas kondisi bahasa Lampung yang dikatakan bakal punah.

Seminar ini mengangkat tema “Menatap Tubuh Bahasa (Cawa Lappung)” yang dilaksanakan di Gedung Taman Budaya Lampung, Selasa (23/07/2024).

Dalam seminar tersebut, empat pembicara hadir, yaitu Kaprodi Magister Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Lampung FKIP Unila, Farida Ariyani; Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Desi Ari Pressanti; Kaprodi Pendidikan Bahasa Lampung FKIP Unila, Iqbal Hilal; dan Budayawan serta sutradara teater, Ari Pahala Hutabarat.

Kaprodi Magister Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Lampung FKIP Unila, Farida Ariyani, menyatakan bahwa eksistensi bahasa Lampung saat ini sedang mengalami penurunan yang drastis.

Menurut Farida, bahasa Lampung menghadapi tantangan besar, mulai dari jumlah penutur yang semakin sedikit hingga pergeseran penggunaan bahasa dalam berbagai aspek.

“Mayoritas penutur bahasa Lampung kini berusia 20 tahun ke atas. Sedangkan anak-anak dan remaja enggan menggunakan bahasa daerah dalam aktivitas sehari-hari,” jelasnya.

Farida menegaskan bahwa acara revitalisasi bahasa Lampung yang dibangun oleh Kober ini merupakan langkah penting dalam upaya pengembangan dan perlindungan budaya.

“Bahasa dan sastra mencerminkan keberagaman pola pikir, pola hidup, dan nilai etnis masyarakat. Upaya revitalisasi ini penting untuk menjaga warisan budaya kita,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Desi Ari Pressanti, menegaskan bahwa pelestarian bahasa Lampung merupakan langkah penting untuk menjaga warisan budaya daerah.

“Pelestarian bahasa Lampung adalah upaya yang sangat baik, dan penting untuk terus melakukan acara yang menarik bagi generasi muda. Kami perlu mengemas kegiatan terkait bahasa daerah ini agar diminati oleh mereka, menggunakan aplikasi digital dan media sosial sebagai alat bantu,” kata Desi.

Dia mencontohkan Program Menatap Tubuh Bahasa yang menampilkan pameran puisi berbahasa Lampung sebagai contoh sukses dalam pendekatan ini.

“Alih wahana puisi dari bahasa Indonesia ke bahasa Lampung dan penyajiannya dalam bentuk lukisan adalah salah satu cara untuk mendekatkan bahasa Lampung kepada masyarakat,” ujarnya.

Desi menambahkan bahwa pemerintah daerah memiliki mandat dalam pelindungan bahasa dan sastra sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2009.

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung revitalisasi bahasa daerah. Program ini telah berjalan lancar di tahun pertama dan kami berharap akan terus berlanjut dengan sukses di tahun-tahun berikutnya,” pungkasnya. (sandika)


Berlangganan berita gratis di Google News klik disini
Ikuti juga saluran kami di Whatsapp klik disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *