PEMBARUAN.ID – Mahasiswa program studi farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung (Unila) bersama tim dosen menggelar Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Negeri Katon, Pesawaran, 7 Agustus 2022 lalu.
Kegiatan PKM yang dipimpin langsung oleh Prof. Dr. dr. Asep Sukohar, S. Ked.,M.Kes dan beranggotakan Andi Nafisah Tendri Adjeng, S.Farm.,M.Sc., Apt. Ramadhan Triyandi, S.Farm., M.Si., dan Apt. Zulpakor Oktoba, S.Si., M.Farm itu melibatkan mahasiwa dengan tujuan meningkatkan skill communication serta kolaborasi mahasiswa dengan warga Desa Negeri Katon.
Ketua Tim PKM Unila, Prof. Dr. dr. Asep Sukohar, S. Ked.,M.Kes mengatakan, kegiatan yang bertajuk PKM dan Edukasi Pembuatan Sediaan Teh Melalui Pemanfaatan Kulit Labu Kuning (Cucubita Moschata Durch) Sebagai Minuman Herbal Antioksidan Pada Masyarakat di Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran itu berjalan lancar.
“Kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan di Balai Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. Desa Negeri Katon merupakan salah satu desa binaan Universitas Lampung dalam melakukan hilirisasi pengetahuan dari akademik kampus kepada masyarakat sebagai salah satu wujud kegiatan tridharma,” kata Prof Asep.
Menurut Prof Asep, Kegiatan PKM yang dilakukan terbagi atas dua sesi, yakni penyuluhan, pendampingan langsung. Penyuluhan atau pemberian materi, lanjut dia, mengenai bahaya dan sumber radikal bebas serta mengenai manfaat dan sumber antioksidan.
“Kandungan kulit labu kuning yang selama ini kurang termanfaatkan ternyata memiliki banyak kandungan antioksidan serta manfaat terhadap kesehatan tubuh,” tuturnya.
Setelah itu, jelas Prof Asep, pihaknya juga melakukan penyuluhan dan pendampingan langsung kepada warga Desa Negeri Katon dalam mengelola kulit labu agar dapat dijadikan sebagai sediaan teh,” paparnya.
Adapun materi pendampingannya, Juru Bicara Tim Kegiatan PKM Andi Nafisah menjelaskan, materi meliputi perajangan, cara pengeringan yang baik yaitu dikeringanginkan pada suhu ruang atau boleh dibawah sinar matahari namun harus ditutupi dengan kain hitam guna mencegah kerusakan senyawa antioksidan seperti flavonoid yang terdapat dalam kulit labu, cara pengemasan yang baik dan benar yakni menggunakan kantong teh dengan standard food grade, dan cara penyeduhan atau penyajian sediaan teh kulit labu kuning.
“Alhamdulillah, warga sangat antusias pengukiti kegiatan tersebut. Peserta yang terlibat dalam kegiatan pengabdian adalah warga Desa Negeri Katon, khususnya para ibu-ibu kader kelompok PKK. Pelibatan ibu-ibu kader tersebut bertujuan agar infomasi baik pengetahuan maupun keterampilan dalam pembuatan sediaan Teh Kulit Labu Kuning yang diperoleh selama kegiatan pengabdian masyarakat dapat disebarluaskan kepada warga Desa Negeri Katon,” jelas dia.
Sedikitnya, lanjut dia, 30 ibu-ibu kader kelompok PKK yang telibat dalam kegiatan yang digelar pihaknya.
Lalu, mengapa kulit labu kuning yang dipilih sebagai objek dalam PKM? Andi Nafisah menjelaskan, tanaman labu kuning banyak tumbuh di Indonesia dengan daya awet yang tinggi dan memiliki aroma dan citarasa yang khas.
“Kulit labu kuning mengandung senyawa fenolik, karotenoid, vitamin larut air, flavonoid polisakarida, garam mineral, dan vitamin. Senyawa fenolik dan B-karoten berperan sebagai antioksidan alami pada labu kuning,” tuturnya.
Konsumsi teh kulit labu kuning yang kaya antioksidan, kata dia, memberi banyak manfaat bagi tubuh.
“Sediaan teh kulit labu kuning yang dibuat dalam kegiatan pengabdian warga Desa Negeri Katon menggunakan pemanis alami yaitu daun stevia. Daun stevia adalah pemanis tanpa kalori sehingga aman dikonsumsi dalam jangka panjang oleh penderita diabetes dan obesitas,” pungkasnya. (rls/tim/red)