PEMBARUAN.ID – Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menyelenggarakan Studium Generale bertajuk “Tantangan Praktik Peradilan di Indonesia bagi Peradilan Agama, Perguruan Tinggi, Mahasiswa, dan Alumni” di Ballroom UIN RIL pada Selasa (24/9). Acara tersebut menghadirkan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama (Dirjen Badilag), Drs. H. Muchlis, S.H., M.H., bersama jajaran pimpinan Ditjen Badilag.
Dalam kesempatan tersebut, Muchlis mengajak mahasiswa Fakultas Syariah untuk aktif berperan dalam pengembangan Peradilan Agama di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya kesiapan mahasiswa dan alumni Fakultas Syariah UIN RIL untuk mengisi posisi strategis di lingkungan Peradilan Agama, terutama di era yang semakin dinamis dan berbasis teknologi.
“Kita menghadapi tantangan besar di dunia peradilan, terutama di Peradilan Agama yang semakin berkembang secara dinamis. Saya berharap lulusan UIN RIL bisa mengambil peran penting dalam perubahan besar ini, mengisi posisi strategis di Peradilan Agama,” ujar Muchlis dalam pemaparannya.
Kurangnya Tenaga Hakim, Peluang Besar untuk Lulusan Syariah
Muchlis juga menyoroti kurangnya jumlah tenaga hakim di Peradilan Agama, yang menurutnya menjadi peluang besar bagi lulusan Fakultas Syariah. Ia menyebutkan, saat ini kebutuhan hakim mencapai 6.312 orang, sementara tenaga teknis kepaniteraan masih kekurangan 2.099 orang. Kondisi ini menjadi tantangan besar mengingat terdapat lebih dari 624.337 perkara yang harus ditangani, berdasarkan data tahun 2023.
“Jumlah hakim dan tenaga teknis masih jauh dari cukup. Ini kesempatan besar bagi lulusan Fakultas Syariah untuk terjun dan berkontribusi di dunia peradilan,” tegas Muchlis.
Pentingnya Penguasaan Teknologi Informasi dalam Peradilan
Selain kebutuhan sumber daya manusia, Muchlis juga menyoroti pentingnya penguasaan teknologi informasi di era digitalisasi peradilan. “Saat ini, proses peradilan sudah banyak yang dilaksanakan secara elektronik, termasuk melalui e-Court. Penguasaan teknologi informasi menjadi sangat penting, dan mahasiswa harus siap menghadapi perubahan ini agar tidak tertinggal,” jelasnya.
Ia berharap agar Fakultas Syariah UIN RIL dapat terus menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan hukum dan teknologi, sehingga lulusan siap menghadapi tantangan peradilan modern. Muchlis juga menegaskan kesiapan Ditjen Badilag untuk berkolaborasi dalam penyusunan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia peradilan.
Mahasiswa Harus Siap Bersaing di Era Bonus Demografi
Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor II UIN RIL, Dr. Safari Daud, M.Sos.I., yang juga bertindak sebagai Pelaksana Harian (Plh) Rektor. Dalam sambutannya, Safari mengajak mahasiswa untuk giat belajar dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan, terutama dengan adanya bonus demografi yang akan datang.
“Menjadi ilmuwan itu tidak instan. Kerja keras dan ketekunan sangat diperlukan. Tantangan ke depan semakin berat, dan mahasiswa harus mampu bersaing serta mempersiapkan diri dengan baik,” pesan Safari.
Inspirasi bagi Mahasiswa Baru Fakultas Syariah
Sebagai bagian dari program Badilag Goes to Campus, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa baru Fakultas Syariah angkatan 2024/2025. Muchlis menutup dengan harapan agar lulusan UIN RIL dapat mewarnai dunia Peradilan Agama di Indonesia dan membawa perubahan positif bagi sistem peradilan.
“Kami berharap mahasiswa UIN RIL, khususnya Fakultas Syariah, bisa berperan aktif dalam kemajuan Peradilan Agama di masa depan,” tutup Muchlis.
Turut hadir dalam acara tersebut, Dekan Fakultas Syariah Dr. Efa Rodiah Nur, jajaran wakil dekan, kaprodi, sekprodi, serta para dosen Fakultas Syariah UIN RIL. Acara ini menjadi momen penting dalam mendorong semangat mahasiswa untuk terlibat langsung dalam perkembangan Peradilan Agama di Indonesia. (***)