PEMBARUAN.ID – Di tengah riuh percakapan tentang hilirisasi dan nilai tambah ekonomi nasional, satu nama terus mengukuhkan kiprahnya di panggung ekspor: PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I).
Dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung di ICE BSD City, Tangerang, perusahaan anggota Holding Perkebunan Nusantara ini tampil bukan sekadar peserta pameran—melainkan representasi nyata dari mimpi besar Indonesia: membawa hasil bumi nusantara menembus batas dunia.
Panggung yang Memikat Dunia
Booth PTPN I yang berdiri satu area dengan gerai PTPN Group menjadi magnet tersendiri di antara ratusan stan lainnya. Puluhan buyer dari berbagai negara silih berganti mampir, tertarik oleh aroma kopi yang baru diseduh, kilau lempeng karet mentah, hingga kemasan elegan cerutu Deli—produk legendaris yang telah menjadi ikon tembakau eksklusif dari Sumatra.
“Di TEI, pengunjung bukan sekadar datang untuk melihat. Mereka datang untuk mencari mitra, menelusuri cerita di balik produk, dan memahami jiwa dari setiap hasil bumi yang kami bawa,” ujar Indri (27), salah satu penjaga booth PTPN I, sembari tersenyum menyambut buyer dari Timur Tengah.
Menurutnya, setiap percakapan di TEI bukan hanya tentang harga atau spesifikasi, melainkan tentang kepercayaan—sebuah nilai yang tumbuh dari reputasi panjang PTPN sebagai penjaga mutu produk perkebunan Indonesia.
Hilirisasi bukan lagi jargon bagi PTPN I. Di bawah kepemimpinan Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, perusahaan ini bergerak cepat mengubah paradigma bisnisnya: dari sekadar penghasil bahan mentah menjadi produsen bernilai tambah tinggi.
“Keikutsertaan kami dalam TEI 2025 adalah bagian dari strategi besar memperluas pasar ekspor produk hilir perkebunan. Kami ingin menunjukkan bahwa produk nusantara bisa berdiri sejajar dengan brand global,” ujar Teddy.
Hasilnya tak main-main. Hingga hari ketiga pameran, PTPN I telah menandatangani 16 Memorandum of Understanding (MoU) dengan buyer internasional. Nilai potensial transaksi ekspor mencapai USD 11 juta—angka yang tidak hanya mencerminkan daya saing produk, tetapi juga kepercayaan pasar terhadap mutu dan konsistensi PTPN I.
Di balik pencapaian itu, ada visi yang lebih besar: mewujudkan kedaulatan industri perkebunan Indonesia melalui hilirisasi. Dari karet yang diolah menjadi bahan baku ban premium dunia, teh dan kopi yang masuk kategori specialty, hingga cerutu tembakau Deli yang kini menjadi incaran para kolektor dan penikmat rokok kelas dunia—semuanya adalah wujud nyata dari transformasi yang berakar di tanah nusantara.
Rasa, Cerita, dan Citra Bangsa
Di balik setiap produk PTPN I, tersimpan narasi panjang tentang kerja keras, inovasi, dan pelestarian nilai. Cerutu Deli misalnya, bukan sekadar komoditas ekspor. Ia adalah warisan sejarah sejak masa kolonial, ketika tembakau Deli menjadi komoditas unggulan dunia. Kini, dengan inovasi kemasan dan standardisasi kualitas internasional, cerutu itu kembali tampil sebagai simbol elegansi Nusantara.
Demikian pula Teh Walini, produk unggulan dari Holding Perkebunan Nusantara, yang di TEI 2025 hadir dengan inovasi rasa baru. Teh ini bukan hanya memikat buyer dari Eropa dan Asia, tapi juga menjadi contoh konkret bagaimana produk klasik Indonesia bisa menemukan napas baru melalui kreativitas dan riset pasar.
“Pembeli sekarang tidak hanya mencari produk, mereka mencari storytelling. Dan kami punya itu—cerita tentang tanah, petani, dan semangat bangsa,” tutur Teddy.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan di TEI adalah buah dari perjalanan panjang PTPN I menjaga kualitas dari hulu ke hilir, memastikan setiap butir kopi, setiap lembar daun teh, dan setiap potong karet memiliki identitas dan nilai.
Momentum Ekspor yang Berkelanjutan
Lebih dari sekadar transaksi, partisipasi PTPN I di TEI menjadi momentum untuk memperkuat jaringan ekspor jangka panjang. Beberapa buyer dari Eropa dan Timur Tengah telah menjadwalkan pertemuan lanjutan usai pameran untuk menindaklanjuti potensi kerja sama baru.
“Kami bersyukur, TEI 2025 tidak hanya mempertemukan kami dengan buyer lama, tapi juga membuka pasar baru yang sebelumnya sulit dijangkau,” ujar Aris Handoyo, Sekretaris Perusahaan PTPN I.
Menurutnya, minat tinggi terhadap produk hilir seperti Teh Walini dan kopi menunjukkan bahwa dunia kini semakin terbuka terhadap inovasi berbasis perkebunan berkelanjutan dari Indonesia.
Aris menambahkan, TEI juga menjadi ruang penting untuk memperkuat diplomasi ekonomi. “Kami tidak sekadar menjual produk. Kami menjual citra Indonesia sebagai bangsa penghasil komoditas berkualitas dan beretika,” ujarnya.
Menjemput Dunia dari Bumi Sendiri
Transformasi PTPN I adalah cerminan perjalanan industri perkebunan nasional menuju kemandirian. Dulu, komoditas seperti karet, kopi, dan teh hanya diekspor mentah. Kini, lewat sentuhan hilirisasi, produk-produk itu hadir dalam bentuk olahan siap konsumsi dengan nilai tambah berkali lipat.
Lebih dari itu, langkah ini menunjukkan keberanian BUMN perkebunan untuk berdiri tegak di tengah kompetisi global. Di saat banyak negara masih bergulat dengan isu rantai pasok dan keberlanjutan, PTPN I justru menampilkan solusi berbasis praktik hijau dan etika perdagangan yang adil.
“Produk kami lahir dari tanah Indonesia, dikerjakan oleh tangan anak negeri, dan kini dinikmati oleh dunia. Inilah esensi hilirisasi: menjadikan hasil bumi bernilai global tanpa kehilangan akar lokalnya,” tegas Teddy.
TEI 2025 bagi PTPN I bukan sekadar pameran tahunan. Ia adalah panggung diplomasi ekonomi, ruang pertemuan lintas bangsa, sekaligus bukti bahwa transformasi industri perkebunan sedang menuju arah yang benar.
Di antara sorot lampu pameran dan lalu lintas pengunjung, aroma teh, kopi, dan cerutu Nusantara menyatu menjadi simbol kebanggaan baru: bahwa hasil bumi Indonesia bisa berkompetisi di level dunia.
Dan dari sinilah cerita itu berlanjut. Dari ladang-ladang hijau di Aceh, Sumatera Utara, hingga Jawa Barat, setiap petani yang menanam benih hari ini sebenarnya sedang menanam masa depan bangsa. Karena dari lahan Nusantara yang subur itulah lahir produk-produk yang kini mencuri perhatian dunia.
Menatap Masa Depan Hilirisasi
Ke depan, PTPN I berkomitmen melanjutkan inovasi di sektor hilir. Fokus diarahkan pada produk turunan dengan nilai ekonomi tinggi dan berorientasi ekspor berkelanjutan. Kolaborasi dengan riset dan pelaku UMKM di sekitar kebun juga terus diperkuat untuk memastikan hilirisasi membawa manfaat langsung bagi masyarakat.
“Cita-cita kami sederhana namun besar: menjadikan produk perkebunan Indonesia sebagai brand global yang membanggakan bangsa,” kata Teddy menutup pernyataannya.
Dari TEI 2025, PTPN I telah menanam lebih dari sekadar transaksi. Mereka menanam kepercayaan, reputasi, dan harapan bahwa suatu hari nanti, setiap rasa dari tanah Nusantara akan dikenal, dihargai, dan dicintai dunia. (***/red)














