PEMBARUAN.ID – Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, menerima kunjungan pengurus Lab for Democracy Studies (LDS) Lampung di ruang kerjanya, Senin (06/10/2025). Pertemuan tersebut menjadi ruang dialog terbuka untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga masyarakat sipil dalam membangun kesadaran politik generasi muda.
Dalam kesempatan itu, Wagub Jihan menegaskan bahwa peran generasi muda saat ini sangat strategis dalam menentukan arah pembangunan dan masa depan demokrasi Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung.
“Lampung sedang berada di puncak bonus demografi, di mana anak-anak muda menjadi kelompok dominan, baik dalam pemilu maupun angkatan kerja. Artinya, anak muda bukan lagi kelompok pasif, tetapi motor penggerak demokrasi,” ujarnya.
Menurut Jihan, partisipasi generasi muda tidak boleh berhenti pada level seremonial, melainkan harus berdampak nyata pada kualitas demokrasi. Ia mengapresiasi semangat anak-anak muda yang aktif menyuarakan gagasan dan terlibat dalam berbagai gerakan sosial.
“Hari ini anak-anak muda sudah banyak yang aktif menyampaikan aspirasi, ikut aksi, dan menyuarakan gagasan. Itu adalah bukti bahwa mereka tidak lagi apatis. Tantangannya adalah memastikan energi positif itu tidak ditunggangi kepentingan kelompok tertentu. Karena itu pemerintah perlu hadir untuk mendampingi,” tegasnya.
Wagub Jihan juga menyatakan dukungan penuh terhadap berbagai inisiatif LDS yang berfokus pada pendidikan politik dan penguatan literasi demokrasi. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan lembaga seperti LDS menjadi kunci untuk menyiapkan generasi yang sadar politik sekaligus kritis terhadap arah demokrasi.
“Kami di pemerintah siap mendukung setiap program yang berpijak pada kebaikan dan masa depan demokrasi kita,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur LDS Lampung, Dedy Indra Prayoga, memaparkan sejumlah program strategis lembaganya yang diarahkan untuk memperkuat literasi politik di kalangan anak muda. Salah satunya adalah Kelas Epistemologi Politik, sebuah program pendidikan politik berbasis pemikiran filsafat klasik hingga modern yang membahas teori-teori bernegara.
“Kami meyakini ruang demokrasi hanya bisa tumbuh sehat bila masyarakatnya cerdas. Karena itu kami menyusun kurikulum kelas ini agar bisa menjadi rujukan pendidikan politik bagi generasi muda,” ujarnya.
Selain itu, LDS juga menyiapkan Bootcamp Demokrasi khusus bagi generasi Z. Program ini akan digelar selama dua hari satu malam dengan format santai namun substansial, menyesuaikan karakter anak muda yang dinamis dan terbuka.
“Data terakhir menunjukkan generasi Z dan milenial mendominasi partisipasi pemilu 2024. Karena itu kami ingin menghadirkan kegiatan yang relevan dan bermakna bagi mereka,” tambah Dedy.
Ia berharap pemerintah provinsi dapat terlibat langsung dalam kegiatan tersebut, misalnya melalui sesi diskusi bersama peserta.
“Harapan kami, kolaborasi ini bisa berdampak luas, bukan hanya bagi internal LDS, tetapi juga bagi anak-anak muda di seluruh daerah,” pungkasnya. (sandika)