PEMBARUAN.ID – Warga Umbul Kunci, Keteguhan, Telukbetung Timur, Bandarlampung, menolak rencana beroperasinya kembali gudang bahan bakar minyak (BBM) yang mengalami kebakaran pada Senin (04/11/2024) lalu. Menurut warga, gudang ini sudah lama menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitar.
Seorang warga, yang meminta identitasnya dirahasiakan mengaku sudah bertahun-tahun terganggu oleh bau menyengat yang berasal dari gudang tersebut.
“Meski rumah saya tidak terlalu dekat, baunya cukup menyengat. Saat melewati depan gudang, bau itu sangat terasa,” ujarnya, Senin (11/11/2024).
Ia juga menambahkan bahwa warga merasa kesulitan untuk melaporkan masalah ini karena adanya rumor bahwa gudang BBM tersebut dimiliki oleh oknum aparat.
“Kami bingung mau melapor ke siapa. Jika ke lurah, rasanya lurah pun lebih tahu siapa pemiliknya. Melapor ke polisi juga kami khawatir tidak akan ditanggapi,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran di gudang BBM tersebut bukan yang pertama kalinya terjadi. Berdasarkan penelusuran Pembaruan.id pada Sabtu (09/11/2024), insiden serupa pernah terjadi sekitar enam tahun lalu, di mana gudang yang diduga memproduksi BBM ilegal ini menyebabkan kebakaran hebat yang merusak tujuh rumah warga berbahan bambu.
Dari pantauan lapangan, gudang ini kini dikelilingi pembatas berupa seng yang cukup tinggi, dan terlihat beberapa alat berat serta pekerja yang membersihkan puing-puing bekas kebakaran.
Seorang warga menyebutkan bahwa dua rumah terdampak dalam kebakaran kali ini, dengan masing-masing pemilik rumah menerima kompensasi Rp30 juta dan Rp20 juta.
Menurut warga lain, gudang tersebut telah beroperasi selama kurang lebih delapan tahun. “Warga di sekitar pabrik dulu pernah dimintai persetujuan, tapi soal izin dari pemerintah kota, kami tidak tahu. Pabrik ini sangat tertutup,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, gudang tersebut kerap beroperasi pada malam hari hingga pagi, dengan truk tangki minyak yang diduga membawa BBM ilegal sering datang di malam hari.
“Warga sini tidak ada yang bekerja di sana, dan kalau pun ditawari, mungkin banyak yang menolak karena baunya sangat menyengat. Operasinya juga kebanyakan malam hari, dan pekerja di sana berasal dari luar,” tambahnya.
Gudang tersebut disebut-sebut dikelola oleh seorang pria yang akrab disapa “Mas Black,” namun warga tidak mengetahui nama perusahaan atau mengenal para pekerja di gudang tersebut. Berdasarkan rumor yang beredar, gudang ini dimiliki oleh oknum aparat dan dilindungi oleh berbagai pihak lintas sektor. (agis)